Cerpen Jika Di Ujung Tata Surya “ Awal Mula Tanduk dan Wisteria”


Jika
Di Ujung Tata Surya
“ Awal Mula Tanduk dan Wisteria” 

Di gapai tak tercapai. dihampiri tak terlihat dan dicari tak satupun yang tahu, zaman pertengahan tapi bukan tempat manusia modern seharusnya berada berdirilah sebuah kerajaan yang sangat melegenda. Kerajaan tersebut sangatlah luas, yang di pimpin oleh sang raja bijaksana bernama Fajar Al Khawarizmi. Luas kerajaan tersebut meliputi setangah luas bumi. Dengan luasnya kerjaan tersebut tidaklah membuat sang raja agung ini sombong dan takabur. Ia tahu bahwa siapa yang pantas disebut dengan yang agung adalah bukanlah dirinya. Melainkan yang menciptakan langi serta bumi seisinya. Meskipun begitu raja Al Fajar selalu bersikap tegas dan disiplin terhadap rakyatnya. Bahkan ia tidak pernah padang bulu terhadap apa dan hukum nya telah dibuatnya.  

Rakyatnya pun sangatlah menghormati dirinya.. Walapun dapat dikatakan sangatlah galak terhadap cara kempemimpinan yang sangat otoriter. Rakyatnya pun tidak pernah ada rasa kecewa terhadap apa yang telah beliau  lakukan kepada banyak orang. Rakyatnya pun yakin bahwa memang ada orang seperti itu walaupun jumlahnya sangatlah sedikit. Semangat, yakin dan selalu berdoa kepada yang kuasa. Kata-kata yang sudah menjadi makanan sehari-hari ketika musim paceklik tiba. Sang raja pun sering berkeliling kadang tampa pengawasan penjaga istana untuk melihat secara langsung bagaimana kegitan rakyatnya apakah yang terjadi merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi adanya.  

Namun, walapun begitu sang raja memiliki suatu kekurangan yang orang banyak tidak ketahui. Sebenarnya kekurangan ini bukanlah sesuatu yang merugikan atau pun sesuatu yang serta merta dapat mengganggu banyak orang. Akan tetapi sebaliknya, kekurangan ini memberikan sebuah keistimewaan tersendiri. Kekurangan itu sendiri adalah taduk yang dimiliki sang raja Al Fajar. Tanduk raja Al Fajar ini merupakan pemberian tuhan yang luar biasa. Taduk tersebut merupakn taduk yang tumbuh setelah Al Fajar berusia enam tahun. Tanduk tersebut bukanlah suatu hasil magis atau ilmu shir, melainkan dimana  tanduk tersebut secara luar biasa tumbuh sendirinya dengan berbagai macam keistimewaan yang ia belum ketahui pada waktu umur belia tersebut. 

Bagaimana tidak, dalam istilah fisika modern dua tanduk yang dimiliki sang raja tidak terpengaruh rentang ruang dan waktu. Dalam maksud lain kedua tanduk tersebut dengan memfokuskan pada satu titik  yang sangat jauh serta menembakan ke titik yang akan di tentukan, sang raja dapat membuka sebuah lubang yang agak besar. Mungkin lubang tersebut berkisar antara sebuah empat kereta kencana yang disusun secara vertikal. Pada dasarnya gerbang ini sendiri berfungsi dengan menarik dimensi yang ditandai dan membuat mengkerut dari ujung tempat ke tempat lainya sehingga menjadi lintasan yang sangatlah pendek.  

Meskipun begitu sang raja sanagtlah malu trauma dengan kelebihan yang ia miliki. Sebelumnya, saat sang Al Fajar dalam usia yang sangat kecil ia pernah mangahancurkan rumah orang tua nya hingga menyisakan setengah dari badan rumah ketika ia panik. Hal itu bisa terjadi karena hal sepele yang membuat takut sang raja waktu kecil. Ia terkejut dengan sebuah binatang melata serta mebuat terjut sehingga membuat rumah tempat tinggal dulu hutan terpotong setengah dan berpindah ke tempat entah dimana.  

Sang raja sendiri sebelum menjadi seorang raja yang dipercayan menjadi seorang pemimpin kesulatan. Ia merupakan seroang anak laki-laki yang lahir dari keluarga yang kurang berada. Ia selalu membantu ibu dan ayahnya wafat. Ayahnya sendiri wafat saat dalam mempertahankan keluarganya dari para panjarah rumahnya di tengah hutan tersebut tersebut. Ibunya pu meninggal ketika Al Fajar diberikan sebuah tahta oleh sang sultan agung dalam melanjutkan kepemimpinan kerajaan ‘Alf Maeani. Bukan sebuah usaha yang mudah dalam menggapai puncak kepemimpinanya saat ini, mengingat bahwa ia juga memiliki kelainan anggota badanya. Setiap kali ia keluar dari hutan waktu kecil, ia selalu ancam panah oleh orang desa luar yang sedang mencari peruntungan dekat rumahnya. Ia sealu di tuduh sebagai iblis yang merasuki orang-orang. Cara berfikir masayarat desa waktu itu yang masih primitif menjadikan salah seorang dari anak perempuan yang dipadang rendah desa menjadi tumbal untuk mengusir Al Fajar. Anak Perempuan yang satu tahun lebih muda tersebut ditelantarkan orang tua nya hingga pada akhirnya menjadikan ia tumbal lantaran sang anak memiliki rambut yang tidaklah normal.  

Rambut nya yang ia milki di fitnah sebagai dalang, diamana tanaman Auntum Crocus merajalela didesanya. Tanaman itu sendiri merupakan tanaman yang beracun ysng memilki senyawa colchicine yang dapat menyebabkan kematian mendadak saat mengkonsumsinya. Anak perempuan sering dijuluki rambut pucat  ini bahakan sampai tidak memilki nama pemberian karena betapa bencinya orang-orang terhadap dia, bahakan orang tuanya sekalipun. Walaupun diselimuti berbagai kisah dan perjalanan hidup masing-masing yang penuh cobaan yang membuat keputusasaan, lantas tak membuat keduanya membiarkan kekosngan hati dan rasa dengki menyelimuti diri. Al Fajar pun mengajaknya kerumah untuk tinggal bersama orang tuanya, ketimbang harus membiarkanya bersama orang-orang yang sama sekali tidak peduli sayang denganya.  

Pada awalnya anak perempuan tersebut merasa takut ketika Al Fajar menghampiri dirnya yang bertemu di tengah hutan setelah ia dilempar salah warga desa. Anak perempuan tersebut menatapnya dan memandangnya bagaikan seekor rusa liar yang siap melmparnya ke sungai. Ia pun pasrah dan megatakan bahwasanya ia hanya ingin mati dan memulai dikehidupan selanjutnya. Sambil memejamkan mata ketakutan ia pun bergumam “ siapa lagi yang mau peduli dengan sesutau yang tak bernilai seperti ku, mereka hanya menerima seorang anak laki laki yang bisa meneruskan hal seperti uang yang akan sendiri tidak tahu”. Melihat anak perempuan tersebut menagis, Al Fajar pun berinisyatif dan megambil salah satu bunga mawar yang dibersihkan durinya menggunakan pisau yang biasa ia bawa saat pergi kehutan. 

Duduk bersimpuh dan menunduk, ia selipkan bunga mawar yang ia sudah bersihkan di telinga anak tersebut, lantas Al Fajar berkata “ Hei tenang-tenag, ibu ku selalu mengatakan kepada ku bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna kecuali yang meciptakan kita semua. Kamu atau aku mungkin sama dalam hal mempunyai kekurangan, bukanya aku menghinamu tapi aku juga sama. Dengan kekurangan yang kita miliki bukan berati kita tidak punya kelebihan” sahut Al Fajar “Memang orang seperti ku, punya kelebihan?” tanya kemnali anak perempuan tersebut kepada Al Fajar sembari murung dirasakan, saat mendundukan kepalanya “Tentu saja, kamu itu anak yang cantik” jawab Al fajar.  

Al Fajar pun meminta izin kepda sang ibu yang sudah agak sakit sakitan tersebut. Ia berharap bahwa ibunya dapat menerima sebagai anggota baru dikeluarganya. Pada awalnya ibu Al Fajar melarang Al Fajar membawa anggota baru dalam keluarganya. Mengingat sang adik perempuanya yang masih bayi, membuat sang ibu dari raja terkenal tesebut berfikir ulang. Hal ini tentu terkait masalah pembiyayan hidup yang sangatlah seusah semenjak ayahnya wafat. Ibu nya yang sakit-sakitan pun tidak bisa banyak mengumpulkan kayu bakar yang nantinya akan dijual Al Fajar di kota besar.Walapun demikian Al Fajar berdalih bahwa ia dapat melakukan perkerjaan lebih dalam membantu keluarga barunya tersebut agar dapat dibiayai hidupnya. Memang sebelumnya ia mempunyai banyak relasi samapai akhirnya sempat ia pernah memutuskan ia berhenti dari pekerjaanya sebagai penjual kayu bakar karna jati dirinya sebagai orang bertanduk meyeramkan diketahuan oleh salah sorang teman yang menjadi pembeli daganganya.. Sebelumnya ia yakin bahwa ia tidak akan ketahuan jika ia memakai pelindung kepala yang dijual bebas oleh para musafir. Ia juga yakin bahwa kain yang ia ikat pada wajahnya dapat mencegah orang lain mengetahui siapa jati dirinyaHal ini ia lakukan sejauh itu karena ia merasa, bahwa para pelangganya akan lari ketakutan. Tak dapat di pungkiri, salah seorang konsumen tersebut telah melihatnya tampa pelindung kepada saat Al Fajar khendak membersihkan keringat yang ada di dahinya. Janggal dirasa Al Fajar ketika orang tersebut  tidak sama sekali ketakuan dengan apa yang ia lihat pada diri Al fajar. Kejanggalan itulah yang membuat Al Fajar menjadi semakin was-was terhadap apa yang telah terjadi di kota waktu itu.  

“ Hei Al Fajar, bukanya waktu itu yang kutemua itu adalah kamu, Waktu itu itu aku masih terlalu kecil untuk mengerti apa  yang ada dikepalamu itu, tapi aku tahu dari waktu itu kamu meamng orang baik” Sahut Anak Perempuan tersebut setelah ia mendengar percakapan Al Fajar dengan ibunya terkait apa yang telah terjadi dikota. “ Hah, anak perempuan ternyata kamu ya waktu itu?” tanya Al Fajar agak terkejut. “ Eh, kamu marah ya, hmm aku benar-benar minta maaf aku tidak mengatakan apa pun waktu itu dan akupun langsung pergi dan tak kembali membeli daganganmu” sahut anak perempuan tersebut dengan sedih sembari mengusap matanya.” Bukan, aku tidak marah dengan mu, aku malah bersyukur kita bisa bertemu dengan mu. Keluargaku pun ikut bertambah menjadi banyak. Aku  pun yakin dengan pertemuan waktu itu terlah memberikan manfaat saat ini ,besok, atau pun suatu saat nanti” jawab Al Fajar dengan tersenyum sambil membersihkan air mata yang menempel pada wajah anak perempuan tersebut.Keesokan harinya Al Fajar mulai bersiap-siap, di pagi harinya ia pun mulai bergegas mempersiapkan segalanya sbelum pergi ke hutan dan langsung membawa barang daganganya ke desa. Tak pernah ia lupakan pelindung kepala ia bawa, karena mengingat kejadian sebelumnya agar tidak terjadi kembali.  

“ Oiya, anak perempuan, aku belum tahu nama mu” Tanya Al Fajar pada anak tersebut. Anak perempuan tersebut pun menjelaskan seperti sebelumnya, kenapa ia tidak mempunyai nama.Al Fajar pun meberi saran kepada anak tersebut agar menanyakan kepada ibudanya. Al Fajar yakin nama yang diberikan ibunya seperti nama yang telah di berikan kepadanya merupakan sebuah doa. Anak perempuan itu pun tersebut setuju, akhirnya anak perempuan tersebut diberikan dengan nama Agustine. Dan dari sinilah sang raja Al Fajar dengan yang bijak memulai perjalanan menuju tujuan kepemimpinanya. 
Kisah Raja Al Fajar Raja Pelintas Waktu 

“ Awal Mula Tanduk dan Wisteria” 

Pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan yang sangat melegenda. Kerajaan tersebut sangat lah luas, yang di pimpin oleh sang raja bijaksana bernama Fajar Al Khawarizmi. Luas kerajaan tersebut meliputi setangah luas bumi. Dengan luasnya kerjaan tersebut tidaklah membuat sang raja agung ini sombong dan takabur. Ia tahu bahwa siapa yang pantas disebut dengan yang agung adalah bukanlah dirinya. Melainkan yang menciptakan langi serta bumi seisinya. Meskipun begitu raja Al Fajar selalu bersikap tegas dan disiplin terhadap rakyatnya. Bahkan ia tidak pernah padang bulu terhadap apa dan hukum nya telah dibuatnya.  

Rakyatnya pun sangatlah menghormati dirinya.. Walapun dapat dikatakan sangatlah galak terhadap cara kempemimpinan yang sangat otoriter. Rakyatnya pun tidak pernah ada rasa kecewa terhadap apa yang telah beliau  lakukan kepada banyak orang. Rakyatnya pun yakin bahwa memang ada orang seperti itu walaupun jumlahnya sangatlah sedikit. Semangat, yakin dan selalu berdoa kepada yang kuasa. Kata-kata yang sudah menjadi makanan sehari-hari ketika musim paceklik tiba. Sang raja pun sering berkeliling kadang tampa pengawasan penjaga istana untuk melihat secara langsung bagaimana kegitan rakyatnya apakah yang terjadi merupakan sesuatu yang benar-benar terjadi adanya.  

Namun, walapun begitu sang raja memiliki suatu kekurangan yang orang banyak tidak ketahui. Sebenarnya kekurangan ini bukanlah sesuatu yang merugikan atau pun sesuatu yang serta merta dapat mengganggu banyak orang. Akan tetapi sebaliknya, kekurangan ini memberikan sebuah keistimewaan tersendiri. Kekurangan itu sendiri adalah taduk yang dimiliki sang raja Al Fajar. Tanduk raja Al Fajar ini merupakan pemberian tuhan yang luar biasa. Taduk tersebut merupakn taduk yang tumbuh setelah Al Fajar berusia enam tahun. Tanduk tersebut bukanlah suatu hasil magis atau ilmu shir, melainkan dimana  tanduk tersebut secara luar biasa tumbuh sendirinya dengan berbagai macam keistimewaan yang ia belum ketahui pada waktu umur belia tersebut. Bagaimana tidak, dalam istilah fisika modern dua tanduk yang dimiliki sang raja tidak terpengaruh rentang ruang dan waktu. Dalam maksud lain kedua tanduk tersebut dengan memfokuskan pada satu titik  yang sangat jauh serta menembakan ke titik yang akan di tentukan, sang raja dapat membuka sebuah lubang yang agak besar. Mungkin lubang tersebut berkisar antara sebuah empat kereta kencana yang disusun secara vertikal. Pada dasarnya gerbang ini sendiri berfungsi dengan menarik dimensi yang ditandai dan membuat mengkerut dari ujung tempat ke tempat lainya sehingga menjadi lintasan yang sangatlah pendek.  

Meskipun begitu sang raja sanagtlah malu trauma dengan kelebihan yang ia miliki. Sebelumnya, saat sang Al Fajar dalam usia yang sangat kecil ia pernah mangahancurkan rumah orang tua nya hingga menyisakan setengah dari badan rumah ketika ia panik. Hal itu bisa terjadi karena hal sepele yang membuat takut sang raja waktu kecil. Ia terkejut dengan sebuah binatang melata serta mebuat terjut sehingga membuat rumah tempat tinggal dulu hutan terpotong setengah dan berpindah ke tempat entah dimana.  

Sang raja sendiri sebelum menjadi seorang raja yang dipercayan menjadi seorang pemimpin kesulatan. Ia merupakan seroang anak laki-laki yang lahir dari keluarga yang kurang berada. Ia selalu membantu ibu dan ayahnya wafat. Ayahnya sendiri wafat saat dalam mempertahankan keluarganya dari para panjarah rumahnya di tengah hutan tersebut tersebut. Ibunya pu meninggal ketika Al Fajar diberikan sebuah tahta oleh sang sultan agung dalam melanjutkan kepemimpinan kerajaan ‘Alf Maeani. Bukan sebuah usaha yang mudah dalam menggapai puncak kepemimpinanya saat ini, mengingat bahwa ia juga memiliki kelainan anggota badanya. Setiap kali ia keluar dari hutan waktu kecil, ia selalu ancam panah oleh orang desa luar yang sedang mencari peruntungan dekat rumahnya. Ia sealu di tuduh sebagai iblis yang merasuki orang-orang. Cara berfikir masayarat desa waktu itu yang masih primitif menjadikan salah seorang dari anak perempuan yang dipadang rendah desa menjadi tumbal untuk mengusir Al Fajar. Anak Perempuan yang satu tahun lebih muda tersebut ditelantarkan orang tua nya hingga pada akhirnya menjadikan ia tumbal lantaran sang anak memiliki rambut yang tidaklah normal.  

Rambut nya yang ia milki di fitnah sebagai dalang, diamana tanaman Auntum Crocus merajalela didesanya. Tanaman itu sendiri merupakan tanaman yang beracun ysng memilki senyawa colchicine yang dapat menyebabkan kematian mendadak saat mengkonsumsinya. Anak perempuan sering dijuluki rambut pucat  ini bahakan sampai tidak memilki nama pemberian karena betapa bencinya orang-orang terhadap dia, bahakan orang tuanya sekalipun. Walaupun diselimuti berbagai kisah dan perjalanan hidup masing-masing yang penuh cobaan yang membuat keputusasaan, lantas tak membuat keduanya membiarkan kekosngan hati dan rasa dengki menyelimuti diri. Al Fajar pun mengajaknya kerumah untuk tinggal bersama orang tuanya, ketimbang harus membiarkanya bersama orang-orang yang sama sekali tidak peduli sayang denganya.  

Pada awalnya anak perempuan tersebut merasa takut ketika Al Fajar menghampiri dirnya yang bertemu di tengah hutan setelah ia dilempar salah warga desa. Anak perempuan tersebut menatapnya dan memandangnya bagaikan seekor rusa liar yang siap melmparnya ke sungai. Ia pun pasrah dan megatakan bahwasanya ia hanya ingin mati dan memulai dikehidupan selanjutnya. Sambil memejamkan mata ketakutan ia pun bergumam “ siapa lagi yang mau peduli dengan sesutau yang tak bernilai seperti ku, mereka hanya menerima seorang anak laki laki yang bisa meneruskan hal seperti uang yang akan sendiri tidak tahu”. Melihat anak perempuan tersebut menagis, Al Fajar pun berinisyatif dan megambil salah satu bunga mawar yang dibersihkan durinya menggunakan pisau yang biasa ia bawa saat pergi kehutan. Duduk bersimpuh dan menunduk, ia selipkan bunga mawar yang ia sudah bersihkan di telinga anak tersebut, lantas Al Fajar berkata “ Hei tenang-tenag, ibu ku selalu mengatakan kepada ku bahwa tidak ada seorang pun yang sempurna kecuali yang meciptakan kita semua. Kamu atau aku mungkin sama dalam hal mempunyai kekurangan, bukanya aku menghinamu tapi aku juga sama. Dengan kekurangan yang kita miliki bukan berati kita tidak punya kelebihan” sahut Al Fajar “Memang orang seperti ku, punya kelebihan?” tanya kemnali anak perempuan tersebut kepada Al Fajar sembari murung dirasakan, saat mendundukan kepalanya “Tentu saja, kamu itu anak yang cantik” jawab Al fajar.  

Al Fajar pun meminta izin kepda sang ibu yang sudah agak sakit sakitan tersebut. Ia berharap bahwa ibunya dapat menerima sebagai anggota baru dikeluarganya. Pada awalnya ibu Al Fajar melarang Al Fajar membawa anggota baru dalam keluarganya. Mengingat sang adik perempuanya yang masih bayi, membuat sang ibu dari raja terkenal tesebut berfikir ulang. Hal ini tentu terkait masalah pembiyayan hidup yang sangatlah seusah semenjak ayahnya wafat. Ibu nya yang sakit-sakitan pun tidak bisa banyak mengumpulkan kayu bakar yang nantinya akan dijual Al Fajar di kota besar.Walapun demikian Al Fajar berdalih bahwa ia dapat melakukan perkerjaan lebih dalam membantu keluarga barunya tersebut agar dapat dibiayai hidupnya. 

Memang sebelumnya ia mempunyai banyak relasi samapai akhirnya sempat ia pernah memutuskan ia berhenti dari pekerjaanya sebagai penjual kayu bakar karna jati dirinya sebagai orang bertanduk meyeramkan diketahuan oleh salah sorang teman yang menjadi pembeli daganganya.. Sebelumnya ia yakin bahwa ia tidak akan ketahuan jika ia memakai pelindung kepala yang dijual bebas oleh para musafir. Ia juga yakin bahwa kain yang ia ikat pada wajahnya dapat mencegah orang lain mengetahui siapa jati dirinyaHal ini ia lakukan sejauh itu karena ia merasa, bahwa para pelangganya akan lari ketakutan. Tak dapat di pungkiri, salah seorang konsumen tersebut telah melihatnya tampa pelindung kepada saat Al Fajar khendak membersihkan keringat yang ada di dahinya. Janggal dirasa Al Fajar ketika orang tersebut  tidak sama sekali ketakuan dengan apa yang ia lihat pada diri Al fajar. Kejanggalan itulah yang membuat Al Fajar menjadi semakin was-was terhadap apa yang telah terjadi di kota waktu itu.  

“ Hei Al Fajar, bukanya waktu itu yang kutemua itu adalah kamu, Waktu itu itu aku masih terlalu kecil untuk mengerti apa  yang ada dikepalamu itu, tapi aku tahu dari waktu itu kamu meamng orang baik” Sahut Anak Perempuan tersebut setelah ia mendengar percakapan Al Fajar dengan ibunya terkait apa yang telah terjadi dikota. “ Hah, anak perempuan ternyata kamu ya waktu itu?” tanya Al Fajar agak terkejut. “ Eh, kamu marah ya, hmm aku benar-benar minta maaf aku tidak mengatakan apa pun waktu itu dan akupun langsung pergi dan tak kembali membeli daganganmu” sahut anak perempuan tersebut dengan sedih sembari mengusap matanya”. 

Bukan, aku tidak marah dengan mu, aku malah bersyukur kita bisa bertemu dengan mu. Keluargaku pun ikut bertambah menjadi banyak. Aku  pun yakin dengan pertemuan waktu itu terlah memberikan manfaat saat ini ,besok, atau pun suatu saat nanti” jawab Al Fajar dengan tersenyum sambil membersihkan air mata yang menempel pada wajah anak perempuan tersebut.Keesokan harinya Al Fajar mulai bersiap-siap, di pagi harinya ia pun mulai bergegas mempersiapkan segalanya sbelum pergi ke hutan dan langsung membawa barang daganganya ke desa. Tak pernah ia lupakan pelindung kepala ia bawa, karena mengingat kejadian sebelumnya agar tidak terjadi kembali.  

“ Oiya, anak perempuan, aku belum tahu nama mu” Tanya Al Fajar pada anak tersebut. Anak perempuan tersebut pun menjelaskan seperti sebelumnya, kenapa ia tidak mempunyai nama.Al Fajar pun meberi saran kepada anak tersebut agar menanyakan kepada ibudanya. Al Fajar yakin nama yang diberikan ibunya seperti nama yang telah di berikan kepadanya merupakan sebuah doa. Anak perempuan itu pun tersebut setuju, akhirnya anak perempuan tersebut diberikan dengan nama Agustine. Dan dari sinilah sang raja Al Fajar dengan yang bijak memulai perjalanan menuju tujuan kepemimpinanya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tugas Live Report

Buku Anak Inggris Kelompok 2 PBLL For Shipping Business

Kerangka Karangan